Nama: Yuni Amaral, S.Pd
Alumni Pandhega Jaya Angkatan 4

Satu kata yang menggambarkan perasaan saat bersekolah di SMA Kristen Pandhega Jaya yaitu “bersyukur”. Bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari keluarga besar SMA Kristen Pandhega Jaya dan bangga bisa menjadi alumninya. Kenapa bersyukur? Karena saya mengalami banyak perubahan hidup yang dirasakan pula oleh orang-orang di sekitar, yaitu keluarga dekat dan kerabat sekitar.

Ketika masih kecil saya dijuluki “putri malu” karena saya tidak percaya diri, tidak tahu potensi serta tujuan hidup, dan tidak banyak terbuka dengan orang lain bahkan keluarga. Bisa dikatakan bahwa gambar diri saya yang dulu sangatlah tidak baik sebelum berproses di Pandhega. Tetapi Tuhan Yesus sangat baik dengan membawa saya ke sekolah ini. Saya dipulihkan dan diubahkan melalui sesi hati Bapa dan sesi gambar diri di awal masuk SMA Kristen Pandhega Jaya. Kedua sesi tersebut merupakan momen berharga dimana saya memutuskan untuk mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti saya. Saya belajar menerima diri saya seperti Tuhan Yesus menerima saya apa adanya dan mengasihi saya tanpa syarat. Jadi, dapat dikatakan proses di Pandhega Jaya menjadi momen pemulihan saya dengan diri sendiri dan keluarga. Perubahan terjadi, saya menjadi anak yang berani tampil di depan umum, lebih terbuka atau berani mengungkapkan perasaan kepada orang lain terutama keluarga.

Bersyukur karena selama di SMA Kristen Pandhega Jaya ada proses mentoring, saya dibentuk dan diubahkan menjadi anak yang punya prinsip hidup, mengenal Tuhan Yesus lebih dalam, dan mengenal tujuan hidup saya. Saya juga dilatih menjadi seorang pemimpin, salah satu wadah agar siswa belajar untuk memimpin yaitu melalui sebuah kelompok kecil disebut click. Di dalam click berjumlah 8 – 10 orang terdapat 1 orang kapten click dan 1 orang mentor. Dan pertama kali saya masuk ke asrama, saya dipercaya menjadi kapten click. Hal tersebut merupakan tantangan bagi saya, karena harus memimpin sebuah kelompok yang di dalamnya terdapat berbagai orang dengan bermacam-macam karakter, dan ada kakak-kakak kelas juga. Namun, hal itu menjadi pengalaman berharga karena saya belajar keluar dari zona nyaman, menjadi sosok pemimpin yang berani, juga bertanggungjawab.

SMA Kristen Pandhega Jaya membantu saya mengenal dan juga mengembangkan talenta, melalui kegiatan ekstrakurikuler, organisasi dan berbagai kepanitiaan. Menurut saya, beberapa aktivitas tersebut sangat baik dalam melatih soft skill pada waktu itu. Kegiatan menarik lainnya yang saya ikuti yaitu menjadi kakak pengajar bimbingan belajar (bimbel) untuk anak-anak dari usia balita – SMP di sekitar Pandhega setiap hari Sabtu dan Minggu. Adapula kegiatan bakti sosial (baksos) dengan mengunjungi rumah warga sekitar, lalu membagikan beberapa sembako serta mendoakan keluarga yang kami kunjungi. Selain itu, terdapat pula kegiatan lain yang dilaksanakan di luar SMA Kristen Pandhega Jaya seperti Lapas dan TPA. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat bagus dan dapat menjadi bekal untuk memiliki belas kasihan serta belajar peduli dengan orang lain. Oleh karena itu, saya merasa segala proses yang telah saya pelajari dari Pandhega Jaya akan sangat berguna dalam hidup saya, bahkan sampai di bangku perkuliahan.

Setelah lulus dari SMA Kristen Pandhega Jaya, saya mendapatkan kesempatan berkuliah di Universitas Kristen Petra Jurusan PGSD, dengan mendapatkan beasiswa potongan tarif 50% oleh FKIP Universitas Kristen Petra dan 50% dari Yayasan Pandhega Jaya. Puji Tuhan, pada tahun 2024 saya telah lulus dengan memperoleh IPK 3.60 predikat Cumlaude.

Harapan saya untuk SMA Kristen Pandhega Jaya yaitu dapat mewujudkan visi dan misi yang Tuhan sudah titipkan, agar dapat berdampak bagi pendidikan di NTT. SMA Kristen Pandhega Jaya semakin dikenal oleh banyak orang, terutama orang-orang yang memiliki beban hati sama di dunia pendidikan khususnya daerah NTT. Semakin hari semakin berkembang, segala kebutuhannya Tuhan cukupkan, dan setiap anak yang bersekolah di SMA Kristen Pandhega Jaya dapat menjadi pemimpin berkarakter dan berdampak bagi NTT.