Pada sebuah penelitian tentang spiritualitas maupun agama sering dilihat sebagai dua istilah yang memiliki makna yang hampir sama. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas dan apa yang dimaksud dengan agama sering dianggap sama dan kadang membingungkan. Namun kemudian, spiritualitas telah dianggap sebagai karakter khusus ( connotations ) dari keyakinan seseorang yang lebih pribadi, tidak terlalu dogmatis, lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru dan beragam pengaruh, serta lebih pluralistik dibandingkan dengan keyakinan yang dimaknai atau didasarkan pada agama-agama formal.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-empat di dunia yang mengakui 6 agama secara hukum. Negara Indonesia memiliki peraturan untuk mencantumkan agama yang dianut pada Kartu Tanda Pengenal (menurut UndangUndang nomor 23 tahun 2006 mengenai Administrasi Kependudukan). Oleh karena itu masyarakat yang menjadi warga negara Indonesia diharapkan menganut suatu agama/kepercayaan tertentu yang diakui oleh negara. Pancasila sebagai dasar negara khususnya di dalam sila pertama mengarahkan masyarakat Indonesia untuk mengutamakan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa di dalam kehidupannya sehari-hari. Kepercayaan kepada Tuhan yang dimiliki masyarakat Indonesia dilakukan melalui kegiatan keagamaan seperti pengajian, ibadah doa bersama atau pun persekutuan doa.
Di Indonesia terutama di bagian timur Indonesia, masih banyak masyarakat yang menganut animisme dan dinamisme, dimana Animisme adalah suatu kepercayaan pada roh-roh nenek moyang, mereka yang menganut animisme mempercayai kekuatan-kekuatan ghaib, dan hal-hal ghaib tersebut dipercayai sebagai roh-roh nenek moyang. Sedangkan dinamisme, yaitu suatu kepercayaan pada benda-benda ghaib, sebagai contoh : pohon beringin yang besar, mereka yang menganut dinamisme percaya bahwa pohon tersebut memiliki kekuatan yang berbeda dari pohon-pohon yang lain. Mereka kadang menaruh sesaji dibawah pohon dan meminta sesuatu dari pohon tersebut karena, mereka percaya pohon tersebut memiliki kekuatan. Hal ini menjukkan bahwa spiritualitas di Nusa Tenggara Timur masih menganut kepercayaan nenek moyang terdahulu.